Kamis, 04 November 2021

Gerakan Moderasi Beragama Berbasis Ekstrakurikuler di SMK Islam Yapim Manado

 


A. Latar Belakang

Abad 21  adalah abad yang penuh dengan tantangan dan harapan.  Jika  di abad 20  merupakan masa di mana bangsa ini berjuang mati-matian merebut kemerdekaan,  di abad ini sebagai negara dan bangsa Indonesia dihadapkan dengan sebuah tantangan yang luar biasa berat yang menuntut kompetensi di semua lini kehidupan. Abad ini adalah abad persaingan,  hanya negara yang mampu bersainglah yang akan tetap survive untuk bertahan hidup. Negara-negara yang tidak memiliki kemampuan akan tertinggal dan cenderung terpinggirkan dalam percaturan dunia internasional.

Di abad  industri 4.0 ini,  setiap bangsa membutuhkan sumber daya,  potensi,  dan juga yang tidak kalah pentingnya adalah  kemampuan untuk mengelola sumber daya dan potensi yang dimiliki.  Adanya sumber daya dan potensi tanpa ada kemampuan untuk mengelolanya dengan optimal akan melahirkan masalah baru dalam sebuah negara. Indonesia sebagai negara besar yang memiliki sumber daya dan potensi dengan jumlah yang juga luar biasa besar harus mampu menggunakan  dan mengambil kesempatan ini  untuk  kemakmuran dan kesejahteraan rakyat seluas-luasnya.

Jawaban yang paling mungkin untuk menciptakan sumber daya manusia yang handal  adalah melalui jalur pendidikan. Melalui pendidikan manusia Indonesia diajarkan sikap yang baik, diajarkan pengetahuan, dan keterampilan. Namun sayang di era industri 4.0 ini, pendidikan Indonesia menghadapi beragam masalah. Semenjak pandemi Covid-19 di akhir tahun 2019 hingga saat ini pendidikan Indonesia terkesan berjalan di tempat jika kita tidak ingin mengatakan mengalami kemunduran.

Era digital dan perkembangan teknologi saat ini menempatkan posisi lembaga pendidikan pada posisi yang dilematis. Di satu sisi lembaga pendidikan dituntut untuk menciptakan sumber daya manusia yang handal,  di sisi lain era digital dan perkembangan teknologi termasuk didalamnya teknologi informasi begitu kuat memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan peserta didik. Lembaga pendidikan hampir-hampir tidak mampu memberikan pengaruh baik  kepada peserta didik karena  hampir sebagian besar waktu yang dimiliki peserta didik terpakai untuk urusan media sosial  melalui gadget-gadget canggih yang mereka miliki.

Melalui gawai ini mereka belajar banyak hal,  dari hal yang bisa membangun kepribadian mereka hingga hal yang bisa menjerumuskan mereka dan membahayakan masa depannya. Berdasarkan informasi dari Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), terdapat lebih 67 % konten-konten keagamaan di media sosial yang dapat diidentifikasi memiliki potensi buruk terhadap kehidupan bangsa dan bernegara. Karena konten-kontennya terkait intoleransi, ajaran radikal, ujaran kebencian,   hasutan,  hoaks,  intimidasi  dan lain-lain. Dimana semua ini ditujukan untuk melawan negara, untuk melawan pemimpin yang sah yang telah dipilih secara konstitusional dan demokratis.

Selain itu media sosial juga banyak digunakan oleh kelompok-kelompok radikal untuk menyebarkan ideologi mereka yaitu ideologi takfiri.  Ideologi ini berbahaya untuk keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.  Karena dalam ajaran ideologi bukan hanya mereka yang berbeda agama yang kafir namun mereka yang seagamapun yang berseberangan pendapat dengan kelompoknya akan dihukumi sebagai kelompok kafir,  yang halal darahnya untuk ditumpahkan.

Selain kelompok radikal ini ada kelompok yang lain yakni kelompok liberal.  Kelompok ini berbeda dengan kelompok pertama. Karena kelompok ini mengajarkan kebebasan individu yang sebebas-bebasnya. Norma masyarakat dan agama tidak memiliki posisi penting dalam pandangan mereka. Bahkan norma masyarakat dan agama perlu ditafsir ulang demi kemaslahatan kehidupan individu orang perorang.   Selain dua kelompok ini ada juga kelompok-kelompok yang lainnya,  yakni kelompok yang berpaham  komunisme,  marxisme, leninisme, sosialisme,  dan isme-isme yang lain. Sederhananya mereka ini bisa dikelompokkan menjadi dua kelompok atau aliran besar yakni  aliran kanan dan aliran kiri.

Dua aliran besar ini memiliki cara dan gayanya masing-masing dalam menyebarkan ajaran atau ideologi kepada masyarakat. Dua ajaran aliran ini adalah ajaran yang tidak bersesuaian dengan ajaran luhur nenek moyang kita bangsa Indonesia.  Bangsa ini memiliki ciri yang tidak dimiliki sebagiannya oleh bangsa-bangsa lain yakni memiliki local wisdom seperti menyukai gotong-royong, hormat menghormati santun,  dan suka menjalin silaturahmi. Karena itu sangat bisa dipahami para pendiri bangsa ini merumuskan Pancasila sebagai satu-satunya ideologi bangsa,  yang diharapkan dapat merekatkan hubungan antar sesama anak bangsa dari Sabang sampai Merauke dan dari Miangas hingga Pulau Rote.

Untuk menjaga Indonesia tetap kokoh maka perlu adanya upaya transfer nilai  pentingnya menghargai keberagaman dan keberagamaan. Potensi gesekan keberagaman dan keberagamaan terbuka lebar bisa terjadi di bumi pertiwi Indonesia.  Mengingat negeri ini  memiliki  keberbedaan  dalam banyak hal. Dalam hal suku, bahasa,  agama,  ras dan lain-lain. Karena itu dalam kehidupan bermasyarakat harus diajarkan kepada masyarakat agar memiliki cara pandang moderat dalam menghadapi problema kehidupan kemasyarakatan, keumatan, dan kebangsaan.

Cara pandang moderat ini harus diajarkan  bukan hanya sebagai pengetahuan tapi juga sebagai satu nilai nilai kebaikan bersama yang dianut oleh setiap warga negara. Yang selanjutnya diharapkan menjadi pola laku  atau pola hidup masyarakat  di dalam kehidupan yang majemuk ini. Cara pandang yang moderat ini harus diajarkan sedini mungkin kepada seluruh generasi republik ini.  Karenanya sekolah menjadi pilihan dan bagian penting dalam upaya menabur dan menyebarkan serta menanamkan ide-ide perdamaian sebagai ejawantah cara pandang yang moderat itu.

 

B. Gerakan Moderasi Beragama di SMK Islam Yapim Manado

SMK Islam Yapim Manado sendiri sebagai salah satu SMK yang ada di kota Manado Sulawesi Utara. Sekolah ini ini adalah sekolah swasta Islam terbesar setidaknya di Kota Manado. SMK Islam Yapim  Manado memiliki kurang lebih 300 peserta didik dan 23 tenaga pengajar. Peserta didik dan tenaga pengajar berasal dari beragam suku dan sebagian kecilnya berbeda agama. Secara ekonomi peserta didik berasal dari keluarga menengah ke bawah, dan mayoritas orang tua mereka bekerja di pasar tradisional, tukang bangunan, nelayan, dan pekerja serabutan.

Berdasarkan sisi kesukuan, kelompok suku Gorontalo yang paling besar. Selain itu ada juga Jawa, Makassar, Bugis, Ternate, Buton, Bolaang Mongondow, dan Minahasa bahkan ada yang berketurunan China dan Arab. Meskipun demikian, kondisi seperti ini tidak membuat kami saling mencurigai atau memberikan penilaian minor  terhadap satu dengan lainnya. Kami selalu berupaya menjaga kebersamaan dengan menjaga silaturahim bersama.

Berkenaan dengan masyarakat sekolah, sekolah selalu berupaya mendorong terciptanya gerakan moderasi beragama di lingkungan satuan pendidikan. Karena kami sadar sesadar-sadarnya bahwa gerakan moderasi beragama ini,  akan lebih efektif dijalankan di lingkungan satuan pendidikan. Transfer nilai moderasi ini perlu disosialisasikan terus menerus secara berkesinambungan karena dibutuhkan pembiasaan untuk menerimanya sebagai sebuah nilai baru dalam kehidupan kemasyarakatan, keumatan, dan kebangsaan.

Penanaman nilai-nilai moderasi beragama di sekolah dapat dijalankan melalui proses pembelajaran intrakurikuler maupun extrakurikuler. Melalui pembelajaran ini peserta didik akan diarahkan, dibina dan didorong untuk memahami nilai-nilai moderasi beragama yang dibutuhkan dalam kehidupan bermasyarakat.  Peserta didik dipahamkan bahwa mereka hidup dalam satu komunitas lingkungan masyarakat yang beraneka ragam penuh dengan kebhinekaan sehingga peserta didik harus mampu dan senantiasa berusaha untuk bersikap ramah, bertoleransi,  dan saling menghormati antara yang satu dengan yang lainnya.

Peserta didik harus diyakinkan perbedaan bukanlah masalah dalam kehidupan,  karena masalah utamanya adalah cara pandang kita dalam menghadapi atau merespon perbedaan itu sendiri.  Kematangan intelektual tidak menjamin kematangan emosional seseorang dalam bersikap ketika hidup dalam sebuah komunitas yang sangat plural ini. Sikap eksklusif harus kita hindari dengan menggantinya dengan sikap inklusif yakni sikap yang penuh dengan keterbukaan dalam menerima perbedaan yang ada. Seseorang yang terbiasa hidup dalam lingkungan masyarakat yang homogen tentu akan berbeda sikapnya jika dibandingkan dengan orang yang terbiasa dengan kehidupan masyarakat yang heterogen.

Penanaman nilai moderasi beragama hanya bisa terwujud jika ada upaya pembiasaan penanaman sikap yang selalu digaungkan dan dijalankan  secara sadar sampai hal itu menjadi kebiasaan dan kesadaran baru bagi individu dan masyarakat. Artinya kebiasaan ini perlu dibentuk secara perlahan dan berkesinambungan sehingga benar-benar akan  menjadi   kebiasaan dan kesadaran bukan hanya sebagai individu tetapi juga secara kolektif. Tidak mudah menanamkan nilai-nilai moderasi di tengah gerusan dan terpaan badai informasi yang dipenuhi dengan hoaxs,  hate speech atau ujaran kebencian,  hasutan, fitnahan, cacimakian, ancaman, dan hinaan atau bullying.

SMK Islam Yapim Manado telah berupaya mengintegrasikan pembelajaran intrakurikuler dengan ekstrakurikuler. Dalam Pembelajaran intrakurikuler setiap guru diwajibkan mengajarkan pembelajarannya dengan penerapan nilai-nilai moderasi. Nilai-nilai moderasi yang dimaksudkan adalah nilai tawasut / pertengahan, i’tidal / tegak lurus, tasamuh / toleransi, syura’ / musyawarah, islah / reformatif, qudwah / kepeloporan, muwwathonah / kewargaan,  dhid al-unuf / anti kekerasan, dan i’tibar al-urf / ramah budaya. Ruangan kelas merupakan ruang publik terbatas yang harus dikondisikan sebagai wahana belajar bukan hanya pengetahuan dan ketrampilan tapi juga belajar nilai-nilai yang memiliki nilai manfaat bagi kehidupan peserta didik di kemudian hari.

Sejalan dengan pembelajaran intrakurikuler, pembelajaran ekstrakurikuler juga diarahkan untuk menanamkan nilai-nilai moderasi beragama. Nilai-nilai moderasi beragama yang dipahami oleh peserta didik nantinya akan bisa dikembangkan dalam menyikapi kehidupan berbangsa dan bernegara. Dalam program pembelajaran ekstrakurikuler sendiri SMK Islam Yapim Manado menerjemahkannya dalam beberapa kegiatan. Diantaranya kegiatan Latihan Kepemimpinan dan Bela Negara / LKBN, Pesantren Kilat (Sanlat), Tazkir Mingguan / Bulanan, Tafakur Alam, Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS), Perayaan Hari Besar Islam (PHBI), Class Meeting, dan Kepramukaan.

Pertama, kegiatan Latihan Kepemimpinan dan Bela Negara / LKBN. Kegiatan ini diselenggarakan selama 3 hari 2 malam dengan mengambil lokasi di dalam hutan atau di tepi pantai, jadi kegiatan bersifat outdoor activity. Kegiatan ini panitia utamanya adalah pembina Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) dan Pembina Rohis beserta unsur guru lainnya. Peserta adalah peserta didik yang sudah dipilih dan memiliki kualifikasi kepemimpinan dan tentu juga mendapatkan izin dari orang tua mereka masing-masing. Adapun jumlah peserta sudah ditentukan berdasarkan surat keputusan kepala sekolah sekitar 50 s/d 60 peserta didik.

Pemateri kegiatan ini berasal dari beberapa unsur yakni unsur guru, TNI, Polri, BNN, Ormas Pemuda, dan alumni. Adapun konten materi  yang biasa diberikan diantaranya pelajar dan bela negara, patriotisme dan nasionalisme, meneguhkan NKRI dan Islam Nusantara, cinta tanah air, kepemimpinan pelajar zaman now, pemimpin dan kemandirian sikap, pemantapan mental dan pribadi pemimpin, ancaman narkotika bagi generasi muda, arif dalam bermedia sosial, peraturan baris berbaris (PBB), hiking malam, ice breaking dan games, serta kegiatan ibadah keagamaan. Output kegiatan ini adalah terbentuknya pemimpin pelajar yang kuat mental fisik jasmani, memiliki pengatahuan dan wawasan kebangsaan yang cukup, terciptanya solidaritas antar pelajar, handal dan cekatan dalam menyelesaikan problema organisasi, dan terciptanya pelajar yang taat beribadah.

Kedua, kegiatan pesantren kilat (Sanlat). Kegiatan ini dilaksanakn 2 (dua) kali dalam setahun setiap akhir semester ganjil dan genap. Kegiatan ini dilaksanakan selama 3 (tiga) hari di sekolah. Panitia pelaksananya adalah pengurus rohani Islam (Rohis) SMK Islam Yapim Manado melalui pembinaan dan pendampingan pembina rohis atau guru agama beserta guru-guru yang lain. Sementara pematerinya berasal dari kalangan internal dan eksternal. Adapun materi pesantren kilat diantaranya selain materi penguatan fiqih keagamaan ada juga materi yang lain yaitu bab Iman, Islam, dan Ihsan, manusia dan tugasnya sebagai khalifah di muka bumi, pergaulan milenials zaman now, Aswaja dan Islam Nusantra, Perjuangan dan Keteladanan Rasulullah ketika berdakwah di Mekkah dan Madinah, Al-Qur’an dan Media Sosial, serta beragam games rohis. Output kegiatan ini adalah terbentuk peserta didik yang memiliki wawasan Islam inklusif yakni Islam yang terbuka dan berpandangan moderat dalam beragama, selain itu diharapkan peserta didik juga memahami pola dakwah Islam di Nusantara.

Program atau kegiatan yang ketiga adalah tazkir mingguan atau bulanan. Kegiatan ini rutin dilaksanakan oleh pengurus rohis SMK Islam Yapim Manado. Pelaksanaan kegiatan diserahkan secara total kepada pengurus rohis SMK Islam Yapim Manado. Petugas kegiatan adalah peserta didik yang ditunjuk oleh pengurus rohis dibawah binaan pembina rohis. Unsur pembawa acara, pembawa kalam ilahi, sambutan rohis, pembawa do’a, dan bahkan pembawa tausiyah sekali waktu. Berkiatan dengan materi tausiyah konten dan penyampaiannya selalu menggunakan pendekatan moderat. Sementara pembawa tausiyah yang diundang dapat dipastikan adalah dai atau ustadz yang bukan hanya memiliki wawasan keagamaan tapi juga memiliki wawasan kebangsaan. Sehingga peserta didik selain memahami semangat atau sentuhan spiritualnya juga mendapatkan pengetahuan tentang nilai-nilai kebangsaan. Selain itu peserta didik juga dapat mengetahui dan memahami titik temu startegis antara agama dan negara.

Keempat, adalah kegiatan tafakur alam. Kegiatan ini sebenar adalah kegiatan modifikasi atau pengganti dari kegiatan tazkir bulanan. Tazkir bulan yang tidak dilaksanakan di lingkungan sekolah biasanya kami alihkan di luar atau outdoor. Kegiatan ini tujuannya adalah untuk memperkenalkan peserta didik dengan kebesaran Allah Swt., beserta alam ciptaan-Nya. Dengan tafakur alam, peserta didik dapat memahami bahwa tidak ada yang sia-sia dari pencipataan alam semesta. Karena hal terkecilpun memiliki manfaat bagi yang lain. Sehingga akan muncul pemahaman dalam diri peserta didik bahwa semua perbedaan yang ada di alam semesta adalah kehendak Allah Yang Maha Mencipta. Dengan demikian peserta didik diajarkan dengan sikap menerima perbedaan dan mampu mengaplikasikan sikap moderat. Selain itu kegiatan ini sekaligus upaya sekolah dalam rangka mempererat tali silaturahim antar sesama masyarakat sekolah.

Kegiatan selanjutnya adalah Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS). Kegiatan ini tidak kalah pentingnya dalam upaya sekolah menanamkan nilai-nilai moderasi bagi peserta didik baru. Peserta didik baru akan diajarkan tentang lingkungan sekolah yang penuh dengan kebhinekaan atau perbedaan. Perbedaan yang harus disikapi dengan arif dan bijaksana. Karena sungguh bukan karena perbedaan masalah muncul tapi karena cara pandang kita terhadap perbedaan itu sendiri. Memang tidak mudah mencari titik temu banyak hal yang berbeda. Tapi itulah yang memberikan nilai lebih bagi manusia yang memiliki banyak potensi termasuk potensi akal dan pikiran serta hati, dan dengannya kita menjadi berbeda dengan binatang.

Keenam adalah kegiatan perayaan hari besar Islam (PHBI) di lingkungan SMK Islam Yapim Manado. Kegiatan ini merupakan kegiatan yang bersifat suplemen bagi penguatan konten-konten materi pendidikan agama Islam di sekolah. Kegiatan yang sifatnya setahun sekali ini, kita isi dengan perlombaan dan serimonial keagamaan dalam kegiatan perayaan. Semua unsur sekolah terlibat begitu juga dengan unsur yayasan. Melalui acara ini tali silatuhim juga tetap terjaga. Kegiatan perayaan hari besar yang biasa diselenggarakan adalah Maulid Nabi Saw., Isra’ Mi’raj, Perayaan Tahun Baru Hijriyah, dan Halal bi Halal.

Ketujuh adalah kegiatan classmeeting. Kegiatan ini adalah ajang temu lomba antar kelas yang biasanya diselenggarakan dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun Republik Indonesia. Perlombaan yang digelar antara lain lomba kebersihan kelas, lomba pidato, lomba puisi, cerdas cermat, dan beragam perlombaan yang bersifat menghibur seperti tarik tambang, makan kerupuk, lari kelereng, botol paku, goyang balon, dan lain-lain. Selain untuk memeriahkan HUT RI, misi classmeeting adalah perihal unjuk kompetensi dan kompetisi. Dalam kegiatan ini peserta didik diajarkan perihal persaingan hidup, bagaimana bekerja secara tim, bagaimana menghadapi dan menghormati lawan, dan yang lebih penting adalah peserta didik diajarkan arti penting kemerdekaan bagi suatu negeri. Kemerdekaan dahulunya diperjuangkan dengan semangat, keringat, harta, bahkan jiwa. Karenanya kemerdekaan yang dirasakan sekarang harus diisi dengan semangat juang belajar dan bekerja untuk kejayaan bangsa dan negara.

Kegiatan yang terakhir adalah ekstrakurikuler kepramukaan. Kegiatan ini juga memiliki peran penting dalam pembentukan kepribadian diri peserta didik. Melalui kegiatan ini peserta didik dididik untuk memiliki jiwa yang kuat melalui Dasa Darma dan Tri Satya. Penggemblengan diri peserta didik untuk selalu mencintai tanah air dan bersedia berkorban untuk ibu pertiwi. Kegiatan kepramukaan sangat baik dalam upaya menumbuhkan rasa nasionalisne atau kebangsaan. Bangsa yang kuat memerlukan topangan generasi yang kuat pula. Dengan demikian kepramukaan dapat dioptimalkan fungsinya untuk menyerap dan menyebarkan ide-ide moderasi di kalangan pemuda pelajar Indonesia.

Kedelapan kegiatan yang disebutkan di atas telah dan akan terus dilaksanakan oleh SMK Islam Yapim Manado. Sebagai rencana tindak lanjut sosialisasi dan dokumentasi, sekolah ini telah membuat baliho gerakan moderasi beragama, poster damai online-offline, majalah dinding online-offline, weblog www.gupaymoderasi.com, channel youtube, pemanfaatn media sosial untuk kampanye moderasi beragama di grup facebook, instagram, dan tik tok. 

 

C. Penutup

Gerakan moderasi beragama tidak bisa berjalan tanpa adanya kesadaran anak negeri ini untuk bersatu bersama dengan kesadarn untuk bergerak bersama. Kesamaan pandangan terkait moderasi beragama mutlak diperlukan jika kita menginginkan project besar ini bisa berjalan secara optimal. Semua stakeholder harus bersatu untuk tujuan yang sama yaitu terciptanya Indonesia damai, rukun, aman, nyaman, dan penuh toleransi dengan hubbul wathon minal imannya.

SMK Islam Yapim Manado telah berupaya untuk menyosialisasikan dan mengampayekan gerakan moderasi beragama ini pada level satuan pendidikan. Selanjutnya diperlukan langkah deseminasi lebih lanjut untuk menggaungkan gerakan ini lebih masif dan luas. Pelibatan atau partisipasi menjadi kata kunci berhasilnya project besar ini. Karena itu dituntut adanya kesadaran masyarakat sekolah untuk terlibat langsung dalam gerakan ini. Sekanjutnya dapat diduplikasikan atau dideseminasikan ke satuan-satuan pendidikan yang lain melalui forum siswa, guru, atau kepala sekolah.

Langkah kecil yang telah diambil dan dijalankan ini semoga bermanfaat untuk bangsa dan negeri ini. Ide-ide moderasi harus terus didorong menjadi nilai-nilai baru yang dipahami sebagai sebuah kebutuhan mendesak bagi masayarakat bangsa yang menempatkan agama sebagai sumber etika, inspirasi, dan spiritualitas. Indonesia bukanlah negara sekuler tapi juga bukan negara agama, karenanya gerakan moderasi ini dinilai urgen sebagai suatu jalan tengah yang panjang untuk memediasi keduanya.

Penulis:

Bakri, S.Pd.I., M.Pd.I

Guru SMK Islam Yapim Manado

0 komentar:

Posting Komentar