A. Latar Belakang
Abad 21 adalah abad yang penuh dengan tantangan dan
harapan. Jika di abad 20
merupakan masa di mana bangsa ini berjuang mati-matian merebut
kemerdekaan, di abad ini sebagai negara
dan bangsa Indonesia dihadapkan dengan sebuah tantangan yang luar biasa berat
yang menuntut kompetensi di semua lini kehidupan. Abad ini adalah abad
persaingan, hanya negara yang mampu
bersainglah yang akan tetap survive
untuk bertahan hidup. Negara-negara yang tidak memiliki kemampuan akan
tertinggal dan cenderung terpinggirkan dalam percaturan dunia internasional.
Di abad industri 4.0 ini, setiap bangsa membutuhkan sumber daya, potensi,
dan juga yang tidak kalah pentingnya adalah kemampuan untuk mengelola sumber daya dan
potensi yang dimiliki. Adanya sumber
daya dan potensi tanpa ada kemampuan untuk mengelolanya dengan optimal akan
melahirkan masalah baru dalam sebuah negara. Indonesia sebagai negara besar
yang memiliki sumber daya dan potensi dengan jumlah yang juga luar biasa besar
harus mampu menggunakan dan mengambil
kesempatan ini untuk kemakmuran dan kesejahteraan rakyat
seluas-luasnya.
Jawaban yang paling
mungkin untuk menciptakan sumber daya manusia yang handal adalah melalui jalur pendidikan. Melalui
pendidikan manusia Indonesia diajarkan sikap yang baik, diajarkan pengetahuan, dan
keterampilan. Namun sayang di era industri 4.0 ini, pendidikan Indonesia
menghadapi beragam masalah. Semenjak pandemi Covid-19 di akhir tahun 2019
hingga saat ini pendidikan Indonesia terkesan berjalan di tempat jika kita
tidak ingin mengatakan mengalami kemunduran.
Era digital dan
perkembangan teknologi saat ini menempatkan posisi lembaga pendidikan pada
posisi yang dilematis. Di satu sisi lembaga pendidikan dituntut untuk
menciptakan sumber daya manusia yang handal,
di sisi lain era digital dan perkembangan teknologi termasuk didalamnya
teknologi informasi begitu kuat memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan peserta didik. Lembaga pendidikan hampir-hampir tidak mampu
memberikan pengaruh baik kepada peserta
didik karena hampir sebagian besar waktu
yang dimiliki peserta didik terpakai untuk urusan media sosial melalui gadget-gadget canggih yang mereka
miliki.
Melalui gawai ini mereka
belajar banyak hal, dari hal yang bisa
membangun kepribadian mereka hingga hal yang bisa menjerumuskan mereka dan
membahayakan masa depannya. Berdasarkan informasi dari Badan Nasional Penanggulangan
Terorisme (BNPT), terdapat lebih 67 % konten-konten keagamaan di media sosial
yang dapat diidentifikasi memiliki potensi buruk terhadap kehidupan bangsa dan
bernegara. Karena konten-kontennya terkait intoleransi, ajaran radikal, ujaran
kebencian, hasutan, hoaks,
intimidasi dan lain-lain. Dimana
semua ini ditujukan untuk melawan negara, untuk melawan pemimpin yang sah yang
telah dipilih secara konstitusional dan demokratis.
Selain itu media sosial
juga banyak digunakan oleh kelompok-kelompok radikal untuk menyebarkan ideologi
mereka yaitu ideologi takfiri. Ideologi
ini berbahaya untuk keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Karena dalam ajaran ideologi bukan hanya
mereka yang berbeda agama yang kafir namun mereka yang seagamapun yang
berseberangan pendapat dengan kelompoknya akan dihukumi sebagai kelompok
kafir, yang halal darahnya untuk
ditumpahkan.
Selain kelompok radikal
ini ada kelompok yang lain yakni kelompok liberal. Kelompok ini berbeda dengan kelompok pertama.
Karena kelompok ini mengajarkan kebebasan individu yang sebebas-bebasnya. Norma
masyarakat dan agama tidak memiliki posisi penting dalam pandangan mereka.
Bahkan norma masyarakat dan agama perlu ditafsir ulang demi kemaslahatan
kehidupan individu orang perorang.
Selain dua kelompok ini ada juga kelompok-kelompok yang lainnya, yakni kelompok yang berpaham komunisme,
marxisme, leninisme, sosialisme,
dan isme-isme yang lain. Sederhananya mereka ini bisa dikelompokkan
menjadi dua kelompok atau aliran besar yakni
aliran kanan dan aliran kiri.
Dua aliran besar ini
memiliki cara dan gayanya masing-masing dalam menyebarkan ajaran atau ideologi
kepada masyarakat. Dua ajaran aliran ini adalah ajaran yang tidak bersesuaian
dengan ajaran luhur nenek moyang kita bangsa Indonesia. Bangsa ini memiliki ciri yang tidak dimiliki
sebagiannya oleh bangsa-bangsa lain yakni memiliki local wisdom seperti
menyukai gotong-royong, hormat menghormati santun, dan suka menjalin silaturahmi. Karena itu
sangat bisa dipahami para pendiri bangsa ini merumuskan Pancasila sebagai
satu-satunya ideologi bangsa, yang
diharapkan dapat merekatkan hubungan antar sesama anak bangsa dari Sabang
sampai Merauke dan dari Miangas hingga Pulau Rote.
Untuk menjaga Indonesia
tetap kokoh maka perlu adanya upaya transfer nilai pentingnya menghargai keberagaman dan
keberagamaan. Potensi gesekan keberagaman dan keberagamaan terbuka lebar bisa
terjadi di bumi pertiwi Indonesia.
Mengingat negeri ini
memiliki keberbedaan dalam banyak hal. Dalam hal suku,
bahasa, agama, ras dan lain-lain. Karena itu dalam kehidupan
bermasyarakat harus diajarkan kepada masyarakat agar memiliki cara pandang
moderat dalam menghadapi problema kehidupan kemasyarakatan, keumatan, dan
kebangsaan.
Cara pandang moderat ini
harus diajarkan bukan hanya sebagai
pengetahuan tapi juga sebagai satu nilai nilai kebaikan bersama yang dianut
oleh setiap warga negara. Yang selanjutnya diharapkan menjadi pola laku atau pola hidup masyarakat di dalam kehidupan yang majemuk ini. Cara
pandang yang moderat ini harus diajarkan sedini mungkin kepada seluruh generasi
republik ini. Karenanya sekolah menjadi
pilihan dan bagian penting dalam upaya menabur dan menyebarkan serta menanamkan
ide-ide perdamaian sebagai ejawantah cara pandang yang moderat itu.
B. Gerakan
Moderasi Beragama di SMK Islam Yapim Manado
SMK Islam Yapim Manado
sendiri sebagai salah satu SMK yang ada di kota Manado Sulawesi Utara. Sekolah
ini ini adalah sekolah swasta Islam terbesar setidaknya di Kota Manado. SMK
Islam Yapim Manado memiliki kurang lebih
300 peserta didik dan 23 tenaga pengajar. Peserta didik dan tenaga pengajar
berasal dari beragam suku dan sebagian kecilnya berbeda agama. Secara ekonomi
peserta didik berasal dari keluarga menengah ke bawah, dan mayoritas orang tua
mereka bekerja di pasar tradisional, tukang bangunan, nelayan, dan pekerja
serabutan.
Berdasarkan sisi
kesukuan, kelompok suku Gorontalo yang paling besar. Selain itu ada juga Jawa,
Makassar, Bugis, Ternate, Buton, Bolaang Mongondow, dan Minahasa bahkan ada
yang berketurunan China dan Arab. Meskipun demikian, kondisi seperti ini tidak
membuat kami saling mencurigai atau memberikan penilaian minor terhadap satu dengan lainnya. Kami selalu
berupaya menjaga kebersamaan dengan menjaga silaturahim bersama.
Berkenaan dengan
masyarakat sekolah, sekolah selalu berupaya mendorong terciptanya gerakan
moderasi beragama di lingkungan satuan pendidikan. Karena kami sadar
sesadar-sadarnya bahwa gerakan moderasi beragama ini, akan lebih efektif dijalankan di lingkungan
satuan pendidikan. Transfer nilai moderasi ini perlu disosialisasikan terus
menerus secara berkesinambungan karena dibutuhkan pembiasaan untuk menerimanya
sebagai sebuah nilai baru dalam kehidupan kemasyarakatan, keumatan, dan
kebangsaan.
Penanaman nilai-nilai
moderasi beragama di sekolah dapat dijalankan melalui proses pembelajaran
intrakurikuler maupun extrakurikuler. Melalui pembelajaran ini peserta didik
akan diarahkan, dibina dan didorong untuk memahami nilai-nilai moderasi
beragama yang dibutuhkan dalam kehidupan bermasyarakat. Peserta didik dipahamkan bahwa mereka hidup
dalam satu komunitas lingkungan masyarakat yang beraneka ragam penuh dengan
kebhinekaan sehingga peserta didik harus mampu dan senantiasa berusaha untuk
bersikap ramah, bertoleransi, dan saling
menghormati antara yang satu dengan yang lainnya.
Peserta didik harus
diyakinkan perbedaan bukanlah masalah dalam kehidupan, karena masalah utamanya adalah cara pandang
kita dalam menghadapi atau merespon perbedaan itu sendiri. Kematangan intelektual tidak menjamin
kematangan emosional seseorang dalam bersikap ketika hidup dalam sebuah
komunitas yang sangat plural ini. Sikap eksklusif harus kita hindari dengan
menggantinya dengan sikap inklusif yakni sikap yang penuh dengan keterbukaan
dalam menerima perbedaan yang ada. Seseorang yang terbiasa hidup dalam
lingkungan masyarakat yang homogen tentu akan berbeda sikapnya jika
dibandingkan dengan orang yang terbiasa dengan kehidupan masyarakat yang
heterogen.
Penanaman nilai moderasi
beragama hanya bisa terwujud jika ada upaya pembiasaan penanaman sikap yang
selalu digaungkan dan dijalankan secara
sadar sampai hal itu menjadi kebiasaan dan kesadaran baru bagi individu dan
masyarakat. Artinya kebiasaan ini perlu dibentuk secara perlahan dan
berkesinambungan sehingga benar-benar akan
menjadi kebiasaan dan kesadaran
bukan hanya sebagai individu tetapi juga secara kolektif. Tidak mudah
menanamkan nilai-nilai moderasi di tengah gerusan dan terpaan badai informasi
yang dipenuhi dengan hoaxs, hate speech atau ujaran kebencian, hasutan, fitnahan, cacimakian, ancaman, dan
hinaan atau bullying.
SMK Islam Yapim Manado telah berupaya mengintegrasikan pembelajaran intrakurikuler dengan ekstrakurikuler. Dalam Pembelajaran intrakurikuler setiap guru diwajibkan mengajarkan pembelajarannya dengan penerapan nilai-nilai moderasi. Nilai-nilai moderasi yang dimaksudkan adalah nilai tawasut / pertengahan, i’tidal / tegak lurus, tasamuh / toleransi, syura’ / musyawarah, islah / reformatif, qudwah / kepeloporan, muwwathonah / kewargaan, dhid al-unuf / anti kekerasan, dan i’tibar al-urf / ramah budaya. Ruangan kelas merupakan ruang publik terbatas yang harus dikondisikan sebagai wahana belajar bukan hanya pengetahuan dan ketrampilan tapi juga belajar nilai-nilai yang memiliki nilai manfaat bagi kehidupan peserta didik di kemudian hari.
Sejalan dengan
pembelajaran intrakurikuler, pembelajaran ekstrakurikuler juga diarahkan untuk
menanamkan nilai-nilai moderasi beragama. Nilai-nilai moderasi beragama yang
dipahami oleh peserta didik nantinya akan bisa dikembangkan dalam menyikapi
kehidupan berbangsa dan bernegara. Dalam program pembelajaran ekstrakurikuler
sendiri SMK Islam Yapim Manado menerjemahkannya dalam beberapa kegiatan.
Diantaranya kegiatan Latihan Kepemimpinan dan Bela Negara / LKBN, Pesantren
Kilat (Sanlat), Tazkir Mingguan / Bulanan, Tafakur Alam, Masa Pengenalan
Lingkungan Sekolah (MPLS), Perayaan Hari Besar Islam (PHBI), Class Meeting, dan Kepramukaan.
Pertama, kegiatan
Latihan Kepemimpinan dan Bela Negara / LKBN. Kegiatan ini diselenggarakan
selama 3 hari 2 malam dengan mengambil lokasi di dalam hutan atau di tepi
pantai, jadi kegiatan bersifat outdoor
activity. Kegiatan ini panitia utamanya adalah pembina Organisasi Siswa
Intra Sekolah (OSIS) dan Pembina Rohis beserta unsur guru lainnya. Peserta
adalah peserta didik yang sudah dipilih dan memiliki kualifikasi kepemimpinan
dan tentu juga mendapatkan izin dari orang tua mereka masing-masing. Adapun
jumlah peserta sudah ditentukan berdasarkan surat keputusan kepala sekolah
sekitar 50 s/d 60 peserta didik.
Pemateri kegiatan ini
berasal dari beberapa unsur yakni unsur guru, TNI, Polri, BNN, Ormas Pemuda,
dan alumni. Adapun konten materi yang
biasa diberikan diantaranya pelajar dan bela negara, patriotisme dan
nasionalisme, meneguhkan NKRI dan Islam Nusantara, cinta tanah air,
kepemimpinan pelajar zaman now, pemimpin dan kemandirian sikap, pemantapan
mental dan pribadi pemimpin, ancaman narkotika bagi generasi muda, arif dalam
bermedia sosial, peraturan baris berbaris (PBB), hiking malam, ice breaking dan
games, serta kegiatan ibadah keagamaan. Output kegiatan ini adalah terbentuknya
pemimpin pelajar yang kuat mental fisik jasmani, memiliki pengatahuan dan
wawasan kebangsaan yang cukup, terciptanya solidaritas antar pelajar, handal
dan cekatan dalam menyelesaikan problema organisasi, dan terciptanya pelajar
yang taat beribadah.
Kedua, kegiatan
pesantren kilat (Sanlat). Kegiatan ini dilaksanakn 2 (dua) kali dalam setahun
setiap akhir semester ganjil dan genap. Kegiatan ini dilaksanakan selama 3
(tiga) hari di sekolah. Panitia pelaksananya adalah pengurus rohani Islam
(Rohis) SMK Islam Yapim Manado melalui pembinaan dan pendampingan pembina rohis
atau guru agama beserta guru-guru yang lain. Sementara pematerinya berasal dari
kalangan internal dan eksternal. Adapun materi pesantren kilat diantaranya
selain materi penguatan fiqih keagamaan ada juga materi yang lain yaitu bab
Iman, Islam, dan Ihsan, manusia dan tugasnya sebagai khalifah di muka bumi,
pergaulan milenials zaman now, Aswaja dan Islam Nusantra, Perjuangan dan Keteladanan
Rasulullah ketika berdakwah di Mekkah dan Madinah, Al-Qur’an dan Media Sosial,
serta beragam games rohis. Output kegiatan ini adalah terbentuk peserta didik
yang memiliki wawasan Islam inklusif yakni Islam yang terbuka dan berpandangan
moderat dalam beragama, selain itu diharapkan peserta didik juga memahami pola
dakwah Islam di Nusantara.
Program atau kegiatan
yang ketiga adalah tazkir mingguan atau bulanan. Kegiatan ini rutin
dilaksanakan oleh pengurus rohis SMK Islam Yapim Manado. Pelaksanaan kegiatan
diserahkan secara total kepada pengurus rohis SMK Islam Yapim Manado. Petugas
kegiatan adalah peserta didik yang ditunjuk oleh pengurus rohis dibawah binaan
pembina rohis. Unsur pembawa acara, pembawa kalam ilahi, sambutan rohis,
pembawa do’a, dan bahkan pembawa tausiyah sekali waktu. Berkiatan dengan materi
tausiyah konten dan penyampaiannya selalu menggunakan pendekatan moderat.
Sementara pembawa tausiyah yang diundang dapat dipastikan adalah dai atau
ustadz yang bukan hanya memiliki wawasan keagamaan tapi juga memiliki wawasan
kebangsaan. Sehingga peserta didik selain memahami semangat atau sentuhan
spiritualnya juga mendapatkan pengetahuan tentang nilai-nilai kebangsaan.
Selain itu peserta didik juga dapat mengetahui dan memahami titik temu startegis
antara agama dan negara.
Keempat, adalah kegiatan
tafakur alam. Kegiatan ini sebenar adalah kegiatan modifikasi atau pengganti
dari kegiatan tazkir bulanan. Tazkir bulan yang tidak dilaksanakan di
lingkungan sekolah biasanya kami alihkan di luar atau outdoor. Kegiatan ini
tujuannya adalah untuk memperkenalkan peserta didik dengan kebesaran Allah
Swt., beserta alam ciptaan-Nya. Dengan tafakur alam, peserta didik dapat
memahami bahwa tidak ada yang sia-sia dari pencipataan alam semesta. Karena hal
terkecilpun memiliki manfaat bagi yang lain. Sehingga akan muncul pemahaman
dalam diri peserta didik bahwa semua perbedaan yang ada di alam semesta adalah
kehendak Allah Yang Maha Mencipta. Dengan demikian peserta didik diajarkan
dengan sikap menerima perbedaan dan mampu mengaplikasikan sikap moderat. Selain
itu kegiatan ini sekaligus upaya sekolah dalam rangka mempererat tali
silaturahim antar sesama masyarakat sekolah.
Kegiatan selanjutnya
adalah Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS). Kegiatan ini tidak kalah
pentingnya dalam upaya sekolah menanamkan nilai-nilai moderasi bagi peserta
didik baru. Peserta didik baru akan diajarkan tentang lingkungan sekolah yang
penuh dengan kebhinekaan atau perbedaan. Perbedaan yang harus disikapi dengan
arif dan bijaksana. Karena sungguh bukan karena perbedaan masalah muncul tapi
karena cara pandang kita terhadap perbedaan itu sendiri. Memang tidak mudah
mencari titik temu banyak hal yang berbeda. Tapi itulah yang memberikan nilai
lebih bagi manusia yang memiliki banyak potensi termasuk potensi akal dan
pikiran serta hati, dan dengannya kita menjadi berbeda dengan binatang.
Keenam adalah kegiatan
perayaan hari besar Islam (PHBI) di lingkungan SMK Islam Yapim Manado. Kegiatan
ini merupakan kegiatan yang bersifat suplemen bagi penguatan konten-konten
materi pendidikan agama Islam di sekolah. Kegiatan yang sifatnya setahun sekali
ini, kita isi dengan perlombaan dan serimonial keagamaan dalam kegiatan
perayaan. Semua unsur sekolah terlibat begitu juga dengan unsur yayasan. Melalui
acara ini tali silatuhim juga tetap terjaga. Kegiatan perayaan hari besar yang
biasa diselenggarakan adalah Maulid Nabi Saw., Isra’ Mi’raj, Perayaan Tahun
Baru Hijriyah, dan Halal bi Halal.
Ketujuh adalah kegiatan
classmeeting. Kegiatan ini adalah ajang temu lomba antar kelas yang biasanya
diselenggarakan dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun Republik Indonesia.
Perlombaan yang digelar antara lain lomba kebersihan kelas, lomba pidato, lomba
puisi, cerdas cermat, dan beragam perlombaan yang bersifat menghibur seperti
tarik tambang, makan kerupuk, lari kelereng, botol paku, goyang balon, dan
lain-lain. Selain untuk memeriahkan HUT RI, misi classmeeting adalah perihal
unjuk kompetensi dan kompetisi. Dalam kegiatan ini peserta didik diajarkan
perihal persaingan hidup, bagaimana bekerja secara tim, bagaimana menghadapi
dan menghormati lawan, dan yang lebih penting adalah peserta didik diajarkan
arti penting kemerdekaan bagi suatu negeri. Kemerdekaan dahulunya diperjuangkan
dengan semangat, keringat, harta, bahkan jiwa. Karenanya kemerdekaan yang
dirasakan sekarang harus diisi dengan semangat juang belajar dan bekerja untuk
kejayaan bangsa dan negara.
Kegiatan yang terakhir
adalah ekstrakurikuler kepramukaan. Kegiatan ini juga memiliki peran penting
dalam pembentukan kepribadian diri peserta didik. Melalui kegiatan ini peserta
didik dididik untuk memiliki jiwa yang kuat melalui Dasa Darma dan Tri Satya.
Penggemblengan diri peserta didik untuk selalu mencintai tanah air dan bersedia
berkorban untuk ibu pertiwi. Kegiatan kepramukaan sangat baik dalam upaya
menumbuhkan rasa nasionalisne atau kebangsaan. Bangsa yang kuat memerlukan
topangan generasi yang kuat pula. Dengan demikian kepramukaan dapat
dioptimalkan fungsinya untuk menyerap dan menyebarkan ide-ide moderasi di
kalangan pemuda pelajar Indonesia.
Kedelapan kegiatan yang
disebutkan di atas telah dan akan terus dilaksanakan oleh SMK Islam Yapim
Manado. Sebagai rencana tindak lanjut sosialisasi dan dokumentasi, sekolah ini
telah membuat baliho gerakan moderasi beragama, poster damai online-offline, majalah dinding online-offline, weblog
www.gupaymoderasi.com, channel youtube, pemanfaatn media sosial untuk kampanye
moderasi beragama di grup facebook, instagram, dan tik tok.
C. Penutup
Gerakan moderasi beragama
tidak bisa berjalan tanpa adanya kesadaran anak negeri ini untuk bersatu
bersama dengan kesadarn untuk bergerak bersama. Kesamaan pandangan terkait
moderasi beragama mutlak diperlukan jika kita menginginkan project besar ini
bisa berjalan secara optimal. Semua stakeholder harus bersatu untuk tujuan yang
sama yaitu terciptanya Indonesia damai, rukun, aman, nyaman, dan penuh
toleransi dengan hubbul wathon minal imannya.
SMK Islam Yapim Manado
telah berupaya untuk menyosialisasikan dan mengampayekan gerakan moderasi
beragama ini pada level satuan pendidikan. Selanjutnya diperlukan langkah
deseminasi lebih lanjut untuk menggaungkan gerakan ini lebih masif dan luas.
Pelibatan atau partisipasi menjadi kata kunci berhasilnya project besar ini.
Karena itu dituntut adanya kesadaran masyarakat sekolah untuk terlibat langsung
dalam gerakan ini. Sekanjutnya dapat diduplikasikan atau dideseminasikan ke
satuan-satuan pendidikan yang lain melalui forum siswa, guru, atau kepala
sekolah.
Langkah kecil yang telah
diambil dan dijalankan ini semoga bermanfaat untuk bangsa dan negeri ini.
Ide-ide moderasi harus terus didorong menjadi nilai-nilai baru yang dipahami
sebagai sebuah kebutuhan mendesak bagi masayarakat bangsa yang menempatkan
agama sebagai sumber etika, inspirasi, dan spiritualitas. Indonesia bukanlah
negara sekuler tapi juga bukan negara agama, karenanya gerakan moderasi ini
dinilai urgen sebagai suatu jalan tengah yang panjang untuk memediasi keduanya.
0 komentar:
Posting Komentar